![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfIblSVFLm2QDsR2N6AwyWrc2nvIMow1VaQ9RhUjt50dksVphBjKxOjf6DtvzdI0RSFk6fJq_KC_nWvTD0y8wes9tmnse1US1QQp7q0QJVKDrvekyTmyv4qpBDr7tJv5nd6sgdGBMVCiI/s400/Blank1.jpg)
Mensyukuri Nikmat Puji syukur kita haturkan ke hadirat Allah SWT yang masih memberi limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam juga kita sanjungkan ke junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah menjadi suri tauladan bagi umat manusia.
Alangkah nikmatnya hidup kita ini, sampai hari ini kita masih dapat bernafas dan beribadah kepada Allah swt. Kita masih bisa menikmati manisnya gula, kita masih bisa menikmati sedapnya makanan. Kita masih bisa bercanda dan bersendau-gurau. Kita bisa melakukan apa saja dalam mengisi sisa hidup ini. Dan memang semakin kita menghitung nikmat ini, rasanya semakin kita tidak dapat merinci dan membalasnya.
“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah nescaya tidak dapat menghitungnya. Sesungguhnya Tuhan itu Maha Pengampun dan Maha Penyayang”(al-Nahl: 18) Itu kalau kita dapat melihat secara positif segala karunia yang ada dalam dunia ini, sekecil apapun dan sebesar apapun tentu kita dapat mensyukurinya. Namun sebaliknya, jika manusia melihat dengan sikap negatif, sebesar apapun kenikmatan dan kemewahan yang dimilikinya, bisa jadi terasa akan sangat kurang. Sama-sama memakan nasi putih, belum tentu seseorang bersyukur dan menikmatinya seperti orang lain mensyukurinya. Di situlah letak kontrol hati dan jiwa kita sehingga seseorang dapat sadar bahwa nikmat itu adalah karunia Ilahi yang perlu disyukuri dan dipergunakan sebaik-baiknya.
Alangkah nikmatnya hidup kita ini, sampai hari ini kita masih dapat bernafas dan beribadah kepada Allah swt. Kita masih bisa menikmati manisnya gula, kita masih bisa menikmati sedapnya makanan. Kita masih bisa bercanda dan bersendau-gurau. Kita bisa melakukan apa saja dalam mengisi sisa hidup ini. Dan memang semakin kita menghitung nikmat ini, rasanya semakin kita tidak dapat merinci dan membalasnya.
“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah nescaya tidak dapat menghitungnya. Sesungguhnya Tuhan itu Maha Pengampun dan Maha Penyayang”(al-Nahl: 18) Itu kalau kita dapat melihat secara positif segala karunia yang ada dalam dunia ini, sekecil apapun dan sebesar apapun tentu kita dapat mensyukurinya. Namun sebaliknya, jika manusia melihat dengan sikap negatif, sebesar apapun kenikmatan dan kemewahan yang dimilikinya, bisa jadi terasa akan sangat kurang. Sama-sama memakan nasi putih, belum tentu seseorang bersyukur dan menikmatinya seperti orang lain mensyukurinya. Di situlah letak kontrol hati dan jiwa kita sehingga seseorang dapat sadar bahwa nikmat itu adalah karunia Ilahi yang perlu disyukuri dan dipergunakan sebaik-baiknya.