March 20, 2010
SENI dan KEBEBASAN
Aku pecinta seni, meski aku bukan seniman.
Seni itu asyik.
Tak punya batasan, yang penting orang senang.
Seni tak akan habis.
Imajinasi dan nilai artistik.
Keindahan dan kenyamanan.
Wajar, yang aneh dan antik bisa malah diburu.
Yang penting ada nilai estetis, katanya.
Kulihat orang berpenampilan tak lumrah.
Setelah kutanyakan, oh wajar, dia seniman.
Akhirnya aku maklum.
Banyak kutemukan lukisan yang tak kumengerti.
Kata orang, hanya seniman yang tahu.
Aku juga maklum, memang aku bukan seniman.
Aku baca-baca buku tentang konsep olah fotografi.
Kutemukan gambar seorang wanita berpose aduhai.
Tak sehelai benang pun menempel pada tubuhnya, wah…
Akhirnya pun aku maklum, ini hanya sampel olah digital dalam seni fotografi.
Semakin aku yakin, seni memang luar biasa.
Saking luar biasanya, semua aspek memilikinya.
Seni menari, fotografi, musik, melukis, sastra, dan seni lainnya.
Tapi, kulihat ada yang ganjil belum lama ini.
Asal muasal dari negeri Denmark.
Yang katanya menyebarkan gambar kartun Nabi Muhammad.
Dunia Islam kontan teriak, kencang sekali.
Pokoknya gempar dunia.
Syukurku, itu baru kartun Muhammad.
Tak bisa kubayangkan jika dibuat kartun Tuhannya nabi Muhammad.
Apa-apan ini!
Alih-alih nilai seni untuk dihargai, kebebasan berekspresi harus hormati ideologi.
Dalam pikirku, jika saja mereka memahami sudut pandang seni, ceritanya pasti lain lagi.
Oh, iya, alih-alih seni, kebebasan berekspresi saja tak diakui.
Dalihnya, kebebasan berekspresi mesti ada
ketentuannya, tak boleh seenaknya saja.
Ada batasan-batasan tertentu, perlu dihormati.
Ada kode etik, wajib dihargai.
Gumamku, betul juga.
Tak hanya kebebasan berekspresi malahan, dalam dunia seni pasti berlaku.
Tak ada yang mutlak dalam dunia ini.
Apapun, ada batasan dan aturan main.
Gumamku lagi, yang sulit bagaimana meraba batasan-batasan itu?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment